Saturday, September 29, 2012

Setelah Empat Belas Tahun



 Waktu itu Pak Ali guru sejarah minta kita nulis biografi singkat tentang diri sendiri, terus gue buat dan terlalu banyak isi gajelasnya, akhirnya gue singkat jadi tinggal dua halaman di ms. word kayak yang di bawah ini..

 14 tahun yang lalu, di Rumah Sakit Pondok Indah pada bulan Desember tahun 1997. Tanggal 28 pukul lima subuh saya dilahirkan secara normal sebagai anak pertama dari pasangan Beben Subandi dan Dery Ardiany. Fadelia Deby Subandi resmi menjadi nama saya. Nama tersebut mempunyai makna "perempuan utama--anak dari Dery dan Beben Subandi”.
Sempat tinggal sebentar di rumah nenek dan kakek di Pondok Labu, keluarga saya pindah ke Bintaro saat berumur satu tahun. Teringat sedikit memori masa kecil ketika saya duduk di mobil sebelah ayah, lalu ayah saya pun menyetel lagu Chrisye sambil ikut bernyanyi.
Kira-kira saat usia saya tiga tahun ayah ibu saya memutuskan untuk pindah ke daerah Lippo Karawaci karena ibu ditugaskan untuk bekerja di sana. Teringat juga waktu dimana saya masih sering bermain dan menari ‘aserehe’ bersama tetangga sekitar rumah, dan masa disaat saya dapat menghabiskan delapan botol susu dalam sehari sehingga badan saya waktu itu bisa dibilang gemuk.
Saya terus tumbuh dan ketika umur saya sudah beranjak enam tahun, ibu saya hamil adik yang lalu diberi nama Fadel Bryan Subandi. Di TK, saya termasuk salah satu yang paling muda, walaupun begitu saya tetap mempunyai banyak teman yang masih saya ingat sampai sekarang. Lalu saya melanjutkan SD di tempat yang sama yaitu Sekolah Dian Harapan, dan ternyata setelah saya ingat-ingat banyak kegiatan yang pernah saya alami sewaktu SD seperti mengikuti lomba hewan peliharaan, talent show, perwakilan abang-none kelas, dan banyak kegiatan lain.
Ketika usia saya mencapai tujuh tahun, kakek saya mengusulkan agar keluarga pindah ke Bintaro lagi karena sekolah saya Dian Harapan saat itu adalah sekolah kristian (ditakutkan saya tumbuh tanpa mengenal agama sendiri dengan baik). Saya dan keluarga pun pindah ke rumah nenek dari ayah saya yang berada di Rempoa, lalu saya diterima menjadi murid SD Al-Azhar Bintaro. SD merupakan masa-masa yang sangat menyenangkan dan tanpa beban bagi saya. Di kelas tiga, walaupun saya anak baru saya dapat mengenal banyak teman dan sejak itu sifat pemalu saya terus berkurang.
Kelas empat dan lima juga merupakan waktu yang menyenangkan, namun disini teman-teman saya sudah mulai bersaing dalam mendapatkan nilai yang tinggi. Wali kelas saya sewaktu kelas empat dan lima sama, yaitu Ibu Warnelis, beliau merupakan guru yang kurang disukai karena metode belajarnya yang menggunakan cara berdiskusi dan menyulitkan kami. Tetapi terkadang hal-hal yang sulit seperti itulah yang akan dirindukan.
Naik ke kelas enam, disini saya dan teman-teman lainnya lebih terpacu meraih nilai tinggi karena kami akan segera lulus sekolah dasar. Sampai saat ini, saya masih berteman baik dengan beberapa kawan di SD, mungkin karena ada sebagian teman SD yang masuk di SMA yang sama seperti saya. Rasanya seperti masa yang terulang kembali, namun dengan suasana yang jauh berbeda.
Ada fakta unik, yaitu selama di SD Al-Azhar Bintaro ini saya terus-terusan mendapat kelas Makkah (atau A) walaupun setiap naik kelas teman kelas kembali diacak, juga wali kelas saya ketika saya kelas tiga yaitu Pak Tanjih kembali menjadi wali kelas enam, sehingga hanya ada dua guru yang pernah menjadi wali kelas saya.
Selesai kesedihan berpisah dengan SD, beberapa teman dan saya sudah diterima di SMP Labschool Kebayoran, sekolah yang sebenarnya terdengar asing bagi saya namun bagus menurut ibu saya waktu itu. Sekarang dapat saya katakan sebagai alumni SMP Labsky, sekolah ini memang sekolah yang mengajarkan berbagai life skill dengan kegiatan berlimpah dan bukan sekolah yang hanya mementingkan nilai akademik semata.
Masih teringat sewaktu PSB dan hari pertama SMP, saya merasa lebih dewasa walaupun sifat masih sedikit kekanak-kanakan. Kelas tujuh dan kelas delapan saya kembali masuk di kelas A. Entah mengapa, tetapi pernah melewati hidup sebagai murid kelas 3A, 4A, 5A, 6A, 7A, 8A adalah salah satu hal yang saya banggakan. Berbagai kegiatan di SMP dimulai dari LFSD (nama lain dari MOS), Expo Ekskul, AKSI (Ajang Kreatifitas Siswa Islami), Aktual, LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa), Orientasi dan Orientasi Lanjutan, menjadi Bendahara dari OSIS angkatan saya yaitu Nawadighana Reska Hanggakara, lalu kegiatan BIMENSI (Bina Mental Siswa), Pelantikan Paskibra, Acex Labspart (acara perlombaan olahraga antar sekolah yang diselenggarakan sekolah), TO UAN, Homestay ke Oxford UK yang amat berkesan, sampai bicara mengenai tugas ‘berat’ seperti membuat majalah sewaktu kelas tujuh, membuat film berkelompok sewaktu kelas delapan, juga tugas musikalisasi puisi dan karya tulis sewaktu kelas sembilan merupakan pengalaman berharga bagi saya karena dari sanalah saya belajar berorganisasi, mengatur waktu, belajar mengenal sifat orang lain, juga belajar untuk lebih mandiri dan berani.
Seluruh pengorbanan yang dilakukan sewaktu kelas sembilan seperti paket, materi tambahan saat pagi atau pulang sekolah, dan belajar untuk ujian nasional lainnya terbayarkan. Angkatan sembilan dari SMP Labschool Kebayoran yang mempunyai nama Givetra Deruvast dan memiliki makna yaitu keistimewaan persahabatan generasi ke 9 yang beragam dan tetap menjaga keutuhan hingga menjadi kebanggaan tak tergantikan, ternyata benar adanya, dibuktikan ketika angkatan saya meraih nilai lulusan tertinggi dibanding angkatan-angkatan sebelumnya.
Selain belajar banyak life skill dengan berorganisasi dan tentunya belajar akademik, saya juga mengenal banyak teman baik yang saya syukuri, namun sedihnya saya harus berpisah dengan mereka yang akan melanjutkan SMA di SMA berbeda yang pastinya terbaik untuk mereka. Kebahagiaan dan rutinitas masa SMP sekarang juga sudah tergantikan dengan kebiasaan-kebiasaan baru di SMA.
Beruntung saya bersama 30-an teman lainnya diterima di SMA Labsky melalui jalur khusus sehingga tidak perlu ikut tes. Kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan. Waktu berlalu dan sekarang saya sudah sampai pada minggu-minggu pertengahan September dimana tugas dan remedial sudah terus mengejar, dan dari segala kesulitan pada situasi seperti sekarang yang ingin sekali saya lakukan hanyalah menikmati masa-masa sekolah yang menurut Chrisye paling indah ini. 

Fadelia Deby
X-E (10)
 

muahahahahahahahahahaha abis baca ulang geli sendiri sama kalimat paling akhir


0 comment: