Kalau
diminta untuk mengingat pengalaman membeli DVD original, yang paling terkenang adalah
pengalaman saya semasa kecil. Ayah saya, beliau begitu hobi menonton film di
ruang keluarga, sambil gelap-gelapan dan menyetel suara dengan keras, 'biar filmnya
terasa’ tuturnya. Sejak sedari kecil saya sudah disuguhi film semacam Lord of
The Rings dan kawan-kawannya. Ayah saya tak selalu membeli DVD, beliau juga sering
menggunakan jasa rental film. Saya lumayan sering diajak ikut bersamanya, biasanya
saya meminjam sekitar 2-3 film, namun beliau pasti meminjam film lebih banyak
lagi. Lalu kami akan menghabiskan weekend
di rumah dengan menonton film yang telah kami pinjam. Sayang sekali jasa
perentalan film sudah jarang sekali ada. Mungkin apabila masih banyak, orang
lebih memilih merental daripada membeli film bajakan yang sangat marak dijual
bebas saat ini.
Beliau sendiri sering jengkel apabila ada temannya yang meminjam mobil namun menyetel
DVD atau audio bajakan di dalam playernya,
menurutnya segala sesuatu yang bajakan itu sama saja dengan mencuri dan tidak
menghargai karya orang lain. “Susah dan mahal orang buat film, masa kamu ngehargain
karya mereka cuma tujuh ribu? Kalau itu film kamu yang buat, emang mau
dihargain tujuh ribu doang?” kata Ayah.
Teringat
ketika saya masih di sekolah dasar, apabila saya berhasil mendapat nilai bagus,
hadiah dari Ayah pun hanya satu, ia akan membelikan saya DVD (atau CD, tergantung).
Satu nilai bagus, satu DVD saya yang pilih. Apabila musim ujian, dan lebih dari
satu mata pelajaran saya mendapat nilai bagus, maka di musim liburan nantinya saya
pun punya banyak stok film untuk ditonton. Jika teman-teman saya dapat dengan
mudah pergi ke bioskop (Ayah adalah seorang yang anti-bioskop mall) atau membeli DVD bajakan demi
mengikuti perkembangan dunia perfilman, saya harus menunggu sedikit lama dan
berusaha agar mendapat nilai yang bagus agar dibelikan DVD baru.
Walau
begitu, ternyata hal tersebut malah memotivasi saya, dan dengan menonton film
itu sendiri saya juga dapat memperluas wawasan. Selain wawasan luas mengenai
dunia di luar rumah, tanpa saya sadari ternyata saya dapat belajar banyak kosa
kata asing dari situ. Bayangkan apabila saja dulu Ayah membelikan saya DVD
bajakan, yang subtitlenya jelek tidak
karuan, mungkin ilmu kosa kata saya bukannya bertambah malah akan dipusingkan
olehnya.
Tak
hanya itu, semasa kecil saya juga bisa menghafal lagu dan belajar bernyanyi
dengan cepat tentu dengan bantuan film-film original yang diberikan Ayah. Ada film
kesukaan saya hingga sekarang yaitu trilogi The Lion King, dari film legendaris
Disney itulah saya dapat menyerap banyak hal baik sewaktu kecil. Mungkin
pengalaman belajar inilah yang juga turut membangun kepribadian dan pengetahuan
‘Hollywood’ saya. Contoh ketika teman saya kesulitan untuk menebak nama aktor ataupun
aktris di permainan Famous Faces, nah itulah giliran saya untuk membantu mereka.
Saya bisa menjawabnya karena Ayah sering memperkenalkan nama-nama pemain dari
film yang kami tonton bersama. Hehehe.
Ada
satu hal lain, dari dulu Ayah saya ingin sekali punya home-theatre lengkap. Walau tak sekaligus, impian Ayah mulai
terwujud dengan terbelinya audio yang menurut saya sudah canggih sekali. Sofa
nyaman syukurnya kami sudah punya, mungkin tinggal ruangan permanen saja yang
belum ada. Doakan ya, semoga di masa depan nanti saya dapat memberikan home-theatre idaman Ayah, sebagai wujud
terima kasih atas didikannya selama ini (ya, termasuk koleksi DVD originalnya J ).
Untuk ayah-ayah di luar sana, jangan ajarkan anak untuk merendahkan karya orang lain dengan cara membeli DVD bajakan. Murah sih memang murah, tapi daripada tersendat-sendat dan nontonnya harus mikir lebih karena terjemahannya jelek…Yuk! Beli DVD yang original aja, jauh lebih berkualitas lho.
Untuk ayah-ayah di luar sana, jangan ajarkan anak untuk merendahkan karya orang lain dengan cara membeli DVD bajakan. Murah sih memang murah, tapi daripada tersendat-sendat dan nontonnya harus mikir lebih karena terjemahannya jelek…Yuk! Beli DVD yang original aja, jauh lebih berkualitas lho.
0 comment:
Post a Comment