bukan, bukan he for she. bukan free the nipple. gak usah sampe segitunya karena gue masih percaya memang tugas dan kewajiban seorang laki-laki dan wanita itu berbeda. tapi harapan gue adalah bahwa semua perempuan itu berhak memiliki pendidikan. pendidikan itu akar dari kecerdasan, tanpa kecerdasan, sebuah generasi di suatu bangsa gak akan bisa maju.. kalau pendidikan (baik dari sekolah, guru, dan kurikulumnya) sudah bagus dan mendukung anak perempuan untuk bersekolah juga selayaknya anak laki-laki, ujung-ujungnya juga untung dan gak ada yang rugi. setidaknya, wanita kalau tidak bodoh berarti ia bisa mengetahui dan berjuang untuk hak-hak yang sebenarnya ia miliki. hak atas pikiran dan tubuhnya sendiri.
kenapa ya gue baru mengerti betapa hebatnya seorang R.A Kartini dulu, ketika sekarang umur gue baru 17?
yang bikin gue tertarik adalah kasus rape seorang mahasiswi umur 23 tahun di india. pas diwawancara buat film india's daughter, tersangka nya (ada 4/5 orang gue lupa) merasa tidak bersalah karena udah memperkosa (secara sadis) karena menurut mereka "ya salah cewenya, kenapa keluar malem-malem jam 9 sama laki-laki, perempuan harusnya ya di rumah. harusnya dia gak usah berontak" yang bikin gue bingung, apa mereka gak mikir, kalo misalnya itu terjadi ke saudara perempuannya? atau ibunya? jahat banget sumpah stigma yang masih ada. mungkin emang berpakaian terlalu terbuka di tempat yang ga wajar emang gak baik (gue gatau di kasus ini cewenya bajunya gimana), tapi apa segitu gakbisa dikontrolnya kah napsunya? kenapa harus dilimpahin ke orang yang lo gak kenal terus lo rusak idupnya?
satu sisi, aktivis perempuan pada beranggapan "pemerkosaan bukan karena baju gue yang terbuka, tapi karena ada kesempatan laki-laki", tapi di sisi lain pembelaannya "ya kalo lo gak pake baju yang terbuka ya ga akan bikin kita pengen lah". nah, kalo debatin beginian emang gak ada abis-abisnya. solusinya menurut gue, perempuan harus bisa bikin dirinya 'terhormat' dengan kalo pake baju ya sesuai tempat (bikini di pantai ya boleh itu badan lo hak lo, tapi ya jaga diri jugalah, karena ga semua rapist itu mas-mas kan?) dan laki-laki juga harus bisa menghargai wanita (maksa minta sama pacar >> jenis laki-laki paling rendah -- beda kalo emang sama-sama mau), karena dulu lo tuh keluar dari rahim seorang wanita. mau pas tumbuh ibu lo gak ada, atau ibu lo kurang ajar, tapi setidaknya ibu lo pernah ngebiarin lo tinggal 9 bulan jadi beban di rahimnya, jadi hargailah perempuan. jangan paksa perempuan ngelakuin yang gak pengen dia lakuin (ngerti kan?)
siklus hidup nih: lahir-sekolah-kerja-nikah-ngurus keluarga-meninggal
perempuan dituntut harus bisa mengurus keluarga sebagai perannya yang utama, tapi perempuan juga punya cita-cita, punya ide dan pikiran, pengen punya karier bagus. huhah, ditambah rasa insecure yang sangat sangat sangat besar karena gak merasa cantik atau merasa gak fit in. (+ lu lu pada yang galau cowo gapenting nyet wakakak)
karena gue bingung bagaimana cara mau mengakhiri post yang sebenarnya bisa disusun dengan lebih baik ini..anggap saja ini menjadi penutup
doakan saja besok kami semua mampu menghadapi ujian sekolah di sekolah menengah atas ini, lalu terus menjalani hidup dan dapat menggapai cita-cita, agar di akhir hidup nanti tidak menyesal
happy international women's day!
p.s: apa gue doang yang merasa belajar terlalu dikekang sama kisi-kisi? sekolah untuk belajar, menimba ilmu sebanyak-banyaknya. tapi ya mau gimana, kalo mau lulus ya harus bisa jawab soal. soalnya dikasihtau dari kisi-kisi/latian soal. yaudah materi yang lainnya lupain aja kan ya karena kebanyakan materi.. tapi kan ga sesuai sama esensi dari belajar itself. jadinya sekarang belajar jawab soal bukan belajar beneran belajar padahal gue maunya ya belajar bukan jawab a b c d e. tapi kalo belajar aja ga diuji gatau soalnya entar lupa entar jelek serba salah. hm tapi yaudahlahya
Sunday, March 8, 2015
happy international women's day!
+ Deby at 4:24:00 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment