Tuesday, May 12, 2015

Indonesia kita

Hahaha
Lelah telinga ini mendengar seruan protes

Tolong, apa yang bisa kulakukan?
Sebagai korban birokrasi benang kusut ini
Pihak berkuasa tak mau mendengar
Pihak yang lemah tak kunjung berkaca

Lihat, rasakan
Ketimpangan di mana-mana

Jalan raya dalam mobil terlindung sinar matahari
Di luar si ibu dan si anak digendongnya berkecrek

Menberi uang tidak membantu, memang
Tapi bahkan memberi bekal ilmu saja sulit rasanya
Di satu pihak, si kaya akan senang menbiarkan si miskin
Yasudahlah, jalan hidup. Pikirnya

Di layar kaca, tengoklah si artis bersandiwara
Bergelimang harta dan tampang rupawan
Diidolakan sejuta umat
Yang hanya bisa menonton dari televisi semut

Konsumtif
Manja
Uang di atas segalanya

Lihat mental kita
Lihat karakter kita
Lihat, perhatikan, ternyata di luar sana banyak pendosa
Yang dengan asyik meraup untung dengan merusak moral bangsa
Kepentingan pribadi akan selalu menang, memang

Di sekolah diajarkan budi pekerti
Bah, sia-sia
Mana nilai dan norma? Mana tradisi dan budaya?

Kalian-kalian yang menarik untung dari masyarakat kelas bawah
Menjejalkan anak-anak penerus bangsa dengan tayangan tidak bermanfaat
Merusak pikiran, menjadi liar tak beraturan

Lingkaran setan
Lelah lelah lelah

Dengar janjiku, di masa depan nanti Indonesia tidak begini
Orang-orang pintar menimba ilmu di negeri sebrang, lalu tak kembali
Tidak akan lagi di masa depan nanti
Orang-orang asinglah yang menimba ilmu dari kita
Sebuah negara yang berhasil bangkit dari keterpurukan
Dari segala harapan yang dibangun saat pemilihan lalu hancur
Lalu ada yang masih mendukung ada yang langsung mengecap
Protes dilayangkan
Seperti ini memang


Ah, gerah
Kali ini memang hanya protes, tapi lihat saja nanti
Karena kemarahan kami pada situasi inilah
Kami bergerak, kami membuat perubahan
Kami bermanfaat, generasi kami generasi emas

Walaupun dididik oleh kalian-kalian yang bermata duitan
Setidaknya harapan setitik itu masih ada
Semoga saja menjadi pancaran luas

Potensi potensi sebatas teori hafalan
Yang memanfaatkan juga siapa?
Mau saja dibodohi. Mau saja dinilai dengan uang

Geram, sangat geram

0 comment: