Di post sebelumnya, gue lupa nulis hal-hal lain yang juga menarik yang gue alami akhir-akhir ini
seperti..
#May2Run
kenapa ya gue sampe lupa nulis ini dipost sebelumnya? padahal ini sangat menarik...
hal ter pro dan kontra yang sedang hangat-hangatnya selagi menanti mahasiswa baru. gue ikut? iya ikut ke kemenristek dikti :) pengalaman yang sangat berkesan. untuk mengikuti sebuah aksi, harus mengerti mengenai tuntutan yang ingin disampaikan. mungkin dengan wording yang berbeda, tapi gue setuju pendidikan itu adalah hak seluruh rakyat seperti yang dicita-citakan oleh bangsa ini. untuk masalah ukt akan naik... jujur argumen dan pandangan yang gue sudah serap selama ini gak bisa dipakai untuk menentukan sikap, karena gue literally melihat berbagai sudut pandang kenapa UKT harus naik, dan kenapa UKT gak boleh naik.. udah baca banyak banget postingan line orang2 dan baca juga kok kajiannya (walaupun cuma 10an halaman karena ku lelah baca hp)
tetapi ya, tujuan dasar gue berpartisipasi adalah karena gue peduli akan pendidikan di Indonesia ini selagi merayakan hari pendidikan. mungkin ini cara gue kali ya dalam mendukung pemerataan pendidikan, karena untuk volunteer ngajarin anak kecil gue merasa gak kompeten.. (dan gue tetap penganut ketidaksetujuan dalam hal memuji anak karena dia pintar matematika, karena semua anak itu pintar terlepas bisa atau tidaknya mereka dalam ngerjain soal matematika :))
tiap tahun merayakan hari pendidikan, dan apakah ada perubahan? semoga benar-benar ada dan semoga perubahan tersebut ke arah yang lebih baik ya
sayang sekali aksi ini diwarnai mahasiswa dari universitas lain yang kurang bertanggung jawab, dan menunjukan buruknya tingkat intelektualitas mereka dengan sikap mereka yang pada akhirnya merendahkan diri mereka sendiri..
turut apresiasi juga untuk pesta rakyat di UGM, bukan karena jumlah massa sebenarnya, tetapi karena keberanian mereka untuk berbicara. apresiasi juga untuk teman-teman di daerah lainnya yang telah menyalurkan aspirasi. ya, kita hidup di negara demokrasi. kebanyakan orang menganggap demo dan aksi adalah hal yang anarkis, tidak berguna, bikin macet dan sebagainya (dan gue yakin teman-teman terdekat gue sendiri pun menganggap begitu kok) sesungguhnya, aksi itu ada banyak dan bisa berbagai rupa. dan tujuan dari aksi secara umum sejauh tiga kali gue pernah ikut aksi ini adalah untuk audiensi. karena dengan audiensi aspirasi bisa langsung disampaikan ke pihak yang berwenang dalam mengurus isu tersebut, entah dilanjutkan atau tidak, itu ada pada masalah pengawasan dan pengawalan dari berbagai lapisan masyarakat setelah adanya upaya audiensi.
menurut kalian gimana caranya coba menyalurkan aspirasi? apakah seharusnya melalui partai dan perwakilan rakyat yang duduk di fraksi DPR? kirim surat? ngoceh di twitter? berdiskusi nyalahin pemerintah tapi bahkan gak sampai di 'telinga' pemerintah? untuk aksi sendiri setidaknya suara ini sudah sampai di telinga mereka, entah akan berlanjut prosesnya oleh otak atau tidak, dan terwujud dalam bentuk tingkah laku atau tidak oleh pelaksana kebijakan... ya intinya lebih baik daripada gak didengar sama sekali, kan?
ambil contoh lain seperti kekerasan seksual, apakah harus sampai di telinga pemerintah baru ketika media massa benar-benar memboomingkan kasus Yuyun? padahal kasus kekerasan seksual sudah marak sejak lama, dan penyintas pemerkosaan tetap mengalami tekanan dari masyarakat sehingga tidak berani untuk melapor. beban yang ditanggung dua kali lipat karena tidak hanya kekerasan secara seksual/fisik saja namun juga ada beban berupa anggapan masyarakat yang menghantui bagi penyintas, sehingga ketika ada niat untuk melaporkan pun banyak yang mundur karena merasa tidak akan ditanggapi secara serius oleh pihak yang berwenang atau istilah second rape.
hm oiya doain ya siapa tau gue bisa menulis sebuah tulisan yang mengulas kaitan perspektif psikologi dan politik, juga beserta alasan-alasan mengapa kita sebagai generasi muda harus peduli
AADC 2
ya! lagi belajar metpen..tiba-tiba memutuskan untuk nonton aadc 2. tapi bener juga, emang mau kapan lagi nontonnya? emang bakal ada waktu? gue dan ale langsung meluncur ke margo city. dan sayang sekali gue udah lama gak nonton aadc 1 jadi banyak yang lupa-lupa inget gitu sama ceritanya. adududuh tapi gue kesel sama ceritanya. tapi seneng. dasar aadc. jahat. sayang udah sempet beberapa kali gak sengaja membaca spoiler :(
Komedi Besar (Kumpul, Obrol, Mengkaji, dan Diskusi)
yehu salah satu proker Kastrat sudah terlaksana! apresiasi untuk kepanitiaan yang telah bekerja keras mulai awal semester lalu hingga acara bisa dilaksanakan :) seneng banget bisa dapet insight dari diskusi ini.. gue di satu pihak merasa udah sangat tercerdaskan karena mulai dari nulis kajian dengan baca sumber, nulis untuk selebaran pecerdasan awal yang dibagikan saat Komedi, juga nulis notulensinya. tapi juga masih sedih nih.. ya mungkin karena publikasi belum semaksimal itu? mungkin lain kali lebih menyatu padu dan membumi lagi kaliya, masukan untuk kedepannya
hm, mau sekalian bikin puisi ah.
Jam 3 pagi gini.
Mungkin aku benci, benci karena tidak ada yang mendengar
Aku tertahan dan berusaha bernafas, sendirian
Kucoba menguntai kata tapi apa jadinya
Hanya barisan huruf yang kurang bermakna
Egois, manusia semua egois
Ketika kepeduliannya hanya untuk dirinya sendiri
Ketika menutup mata hati pada problematika di sekitar
Ketika cita-cita yang dimiliki, hanya untuk dirinya sendiri
Manja, semua manusia manja
Maunya mudahnya saja wahai manusia manja
Mengeluh ratusan dan ribuan kali dalam sehari
Tanpa rasa syukur terucap, satu kali saja
Cheeers,
Deb, on my way to the mid-year crisis
Sunday, May 15, 2016
Menarik (2)
+ Deby at 3:05:00 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment