Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan komposisi penduduk berbentuk piramida ekspansif,
yaitu negara dimana tingkat kelahiran penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat kematian. Dengan tingginya tingkat kelahiran di Indonesia, tentu akan
tercipta banyak bibit-bibit penduduk usia produktif yang dapat dimanfaatkan
untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang. Bukan tak mungkin, Indonesia
akan segera menjadi negara maju apabila ditopang oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu memimpin negeri ini.
Di era
dimana teknologi sudah lebih maju dan memungkinkan hubungan antar negara
menjadi lebih mudah, tentu informasi yang diterima oleh anak muda jauh lebih banyak
dan beragam karena berasal dari berbagai negara dan bahasa di belahan dunia
yang berbeda. Apabila di masa sebelumnya informasi hanya bisa didapat melalui
radio dan televisi yang terbatas, sekarang sudah ditemukan sebuah teknologi
bernama internet yang membuat segalanya menjadi praktis. Ingin mencari
soal-soal latihan untuk ujian? Perpustakaan akan menjadi pilihan nomor dua,
karena sebagai anak muda yang ‘tidak ingin repot’, mencari sumber di internet akan
jauh lebih mudah dibandingkan harus mencari informasi diantara buku-buku perpustakaan.
Semudah ketikan jari dan koneksi ke dunia maya, sumber dan segala informasi
dapat dengan mudah diraih. Suatu era yang disebut juga sebagai era globalisasi,
dimana segalanya dapat dijangkau lebih mudah, namun menimbulkan keterkaitan
hubungan antar negara di berbagai sektor.
Bersamaan
dengan ditemukannya internet, generasi muda Indonesia juga ikut diuntungkan,
salah satunya dibidang hiburan. Tanpa internet, rasanya lebih sulit untuk
mengetahui berbagai informasi dan perkembangan mengenai film, musik, olahraga
dan bidang hiburan lainnya. Bukan lebih sulit sebenarnya, tetapi lebih
‘terlambat’, karena dengan teknologi internet suatu berita dapat diketahui
dengan lebih cepat, walaupun berasal dari negara yang jauh. Contohnya tentang
berita mengenai wafatnya salah satu aktor Hollywood, Paul Walker, akibat
kecelakaan saat mengendarai mobil mewah. Berita lengkap mengenai peristiwa naas
tersebut pertama kali didengar melalui situs berita di internet. Ternyata, apapun
yang terjadi di dunia, dapat diketahui lebih cepat melalui sarana bernama internet
ini.
Namun
dari berbagai keuntungan yang didapat dari internet, tentu terdapat juga berbagai kerugian. Salah satu contoh yang
mudah ditemui adalah kegiatan ‘idoling’ yang berlebihan. ‘Idoling’ sendiri
adalah kegiatan mengidolakan, yang wajar dilakukan oleh anak muda maupun
dewasa. Tetapi lebih umum dijumpai di usia muda karena di saat inilah anak muda
sedang gencar mencari jati dirinya. Dengan mudahnya akses informasi mengenai
tokoh idola, kegiatan interaksi antar sesama penggemar, anak muda dapat dengan
mudah mengagumi idolanya yang berada jauh darinya melalui internet. Ada hal
yang perlu diperhatikan apabila idola yang umumnya berasal dari luar negeri ini
sampai berimbas kepada memudarnya rasa cinta tanah air individu, karena menganggap
karya orang asing lebih baik dan sesuai untuk dirinya dibandingkan budaya asal
negerinya sendiri. Merupakan hal baik apabila kegiatan ‘idoling’ ini berbuah
menjadi sebuah inspirasi berkarya, tetapi akan menjadi tantangan besar apabila
sampai merusak jiwa nasionalisme individu muda karena lebih tertanamnya budaya
asing dibandingkan akar budaya sendiri. Sebagai generasi muda yang akan
memimpin di masa depan nanti, lebih baik jika memiliki wawasan yang mendunia
tetapi juga mampu melestarikan budaya bangsanya, dan akan jauh lebih baik lagi
apabila bisa membawa harum nama bangsa sehingga Indonesia bisa dikenal di mata
dunia.
Apabila
generasi muda sudah memiliki rasa cinta tanah air, maka hal-hal positif lain akan
ikut dengan sendirinya. Generasi muda yang sudah memiliki rasa cinta tanah air,
misalnya, akan menambah pengetahuan mengenai segala potensi yang dimiliki oleh
negara kita, dan dengan kreativitasnya dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang
berguna bagi masyarakat dan menguntungkan negara, bukan menguntungkan kantong
sendiri. Seperti yang bisa dilihat dari hasil penelitian Transparancy International (TI) tahun ini, Indonesia masih
menduduki peringkat ke-64 dari 177 negara paling korup di dunia. Hasil penelitian
ini juga menyiratkan fakta bahwa pejabat negara cenderung masih mementingkan kepentingan
sendiri daripada kepentingan rakyat. Padahal, menjadi pemimpin adalah suatu
amanah yang diberikan oleh rakyat, dan wajib dipertanggungjawabkan. Namun
sayangnya, sampai sekarang masih sering disalahgunakan. Di negeri ini, terdapat
berbagai macam kasus korupsi, ada kasus politik dinasti, ada kasus impor daging
sapi, kasus kementrian agama, kasus suap Mahkamah Agung, kasus simulator SIM,
kasus pembangunan wisma atlet, dan berbagai kasus-kasus lainnya yang apabila ditotal
kerugian yang ditanggung negara, alih-alih untuk mengisi kantong pribadi, mungkin
sebenarnya bisa dipakai untuk melunasi utang-utang pembangunan negeri ini.
Dari
masa sekarang untuk mencapai Indonesia yang lebih baik di masa depan, cara utama
dalam meraihnya mau tak mau adalah dengan memberantas koruptor. Dengan
musnahnya pencuri dan penyeleweng jabatan, yang lalu digantikankan oleh orang-orang
jujur yang memang kompeten dan berkualitas, Indonesia dapat berkembang lebih
baik di berbagai sektor. Pejabat yang tak berpikir panjang akan dengan mudah
menerima suap dan diam saja melihat sumber daya alam negaranya dieksploitasi
oleh bangsa asing yang lebih cerdas. Kebalikannya, pemimpin negara yang pintar
tentu dapat mengoptimalkan segala potensi yang ada di Indonesia, dan memberi manfaatnya
bagi masyarakat sekitar, daerah, dan juga negara. Bisa dibayangkan apabila di
Indonesia tidak ada korupsi, uang pendidikan akan sampai kepada yang
benar-benar membutuhkan sehingga semua rakyat dapat mengenyam pendidikan dasar.
Tetapi kenyataannya terjadi kesenjangan begitu tinggi antara pendidikan di kota
dan di desa, sehingga di daerah pelosok Indonesia, bukan tak mungkin bagi
masyarakat yang masih buta-tulis untuk dibodoh-bodohi oleh pengusaha yang ingin
mengeksploitasi hutannya.
Bukan
hanya perihal program pendidikan gratis saja, namun kita sebaiknya lebih
mementingkan mutu pendidikan yang masih rendah. Faktor utama selain kualitas
guru yang masih rendah adalah kurikulum dan
aturan yang belum matang sering berganti sehingga menyebabkan kerusakan pada pemahaman
mengenai pendidikan yang seharusnya. Kenyataannya di Indonesia, sebagian besar
anak selalu dinilai dari hasil akhir pencapaian akademiknya. Memang hasil akhir
adalah hasil dari suatu proses belajar, namun tidak selalu harus berorientasi
terhadap nilai akademik, bukan? Tanpa nilai sesungguhnya, yaitu nilai kejujuran,
nilai bagus di kertaspun dapat diraih dengan mudah, bisa lewat mencontek,
bocoran dan sebagainya. Pelajar pun terpaksa mencontek karena fakta ‘orientasi
terhadap nilai akademik’ tersebut. Apabila proses belajar dan mengajar antara guru
dan murid benar-benar berhasil, tentu pelajar tidak perlu mencontek karena
dapat mengerjakan ujian sesuai dengan tingkat pemahamannya masing-masing. Sistem
pendidikan yang berlaku juga lebih memaksa anak untuk ‘nurut’ dan kurang membiarkan
anak mengeksplorasi bakat dan minat yang dimilikinya, yang sebenarnya lebih efektif untuk menggali
potensi kreatif di bidangnya dan mengasah daya pikir kritis dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dibutuhkan kelak saat anak dewasa nanti. Apabila sedari
kecil anak sudah dipupuk untuk selalu jujur, kreatif, dan memiliki daya pikir
kritis, maka di masa yang akan datang akan muncul generasi emas yang siap
membawa Indonesia menuju kemakmurannya.
Maka sebagai
generasi muda bangsa Indonesia, sebaiknya memiliki rasa cinta tanah air,
prinsip kejujuran agar tidak korupsi, dan memiliki semangat untuk terus
berkarya lebih baik lagi agar dapat mengharumkan nama bangsa sekaligus menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan begitu, kita tidak bisa lagi
dibodohi semata-mata atas nama uang dan kekuasaan, yang terus menghambat negara
kita untuk maju dan menjadi lebih baik lagi dalam menjawab tantangan di masa
depan dimana teknologi akan terus berkembang semakin pesat.
Seperti
kata orang, masa depan dimulai dari sekarang, karena langkah yang kita ambil
sekarang lah yang menentukan masa depan.
sumber:
0 comment:
Post a Comment